Jumat, 01 April 2016

Teologia Kontemporer (2)

APAKAH TEOLOGIA KONTEMPORER?

A. PENDAHULUAN
Untuk memahami pemikiran Teologia Kontemporer kita perlu mengawali lebih dahulu dengan menjawab pertanyaan: Mengapa terdapat pertentangan/perbedaan doktrin di antara para penganut agama Kristen? Bukankah penganut agama Kristen memiliki Alkitab yang sama dan percaya kepada Kristus yang sama? Pertanyaan ini bisa diteruskan dengan: Mengapa orang Kristen tidak sependapat tentang soal baptisan, soal Perjamuan Kudus, soal kehendak bebas, dll.?


B. LATAR BELAKANG SEJARAH
Bidang Teologia Kontemporer sebenarnya baru lahir pada tahun 1919, yang dicetuskan oleh salah seorang tokohnya yang bernama Karl Barth. Namun demikian dasar pemikiran teologia Kontemporer ini sesungguhnya telah diawali sejak jaman Pencerahan yaitu oleh tokoh filsafat yang bernama Immanuel Kant.
Pada umumnya istilah Teologia Kontemporer disebut juga Teologia Modern. Istilah "modern" sering dihubungkan dengan jaman Pencerahan Barat dimana segala sesuatu yang lahir pada masa itu di sebut modern, yaitu pemikiran yang menganggap bahwa manusia sudah menjadi matang dan "bebas untuk berpikir tanpa sangsi atau pengarahan dari luar diri manusia (otoritas di luar diri manusia)." Maka tidak heran jika motto manusia modern menjadi: "Beranilah menggunakan pengertianmu sendiri."(1)
Bandingkan dengan: . Kej 3:1, 5
Sejak tahun 1919, pemikiran filsafat Karl Barth ternyata memberi pengaruh yang sangat signifikan bagi teolog-teolog modern sesudahnya. Tidak dapat disangkal bahwa pengaruh pemikiran modern Karl Barth ini akhirnya muncul menjadi suatu trend yang memberi nafas bagi muncul dan berkembangnya aliran teologia-teologia Kontemporer hingga saat ini.
----------------------
(1) Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih rinci, lihat uraian tentang tema-tema semangat abad modern dari tulisan: Conn, Harvie M., Teologia Kontemporer (Malang, Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1999). Hal. 15-21.




C. PENGERTIAN TEOLOGIA KONTEMPORER
Apakah ciri-ciri yang membedakan antara Teologia Kontemporer dengan Teologia Alkitabiah? Berikut ini akan kita lihat lebih jelas ciri-ciri Teologia Kontemporer/Modern:
SIFAT KHAS TEOLOGIA KONTEMPORER:
Prof. DR. Eta Linnemann, dalam bukunya Teologi Kontemporer(2) menuliskan bahwa Teologia Kontemporer memiliki sifat-sifat khas yang membedakannya dengan teologia yang lain.
Berikut ini adalah beberapa kutipan dari bukunya:
  1. Teologi Kontemporer bersifat Teologi Universitas.
Universitas adalah sebuah sekolah. Kata "sekolah" ini diambil dari bahasa Romawi yang berarti "senggang" (leisure). Tujuan utama universitas bukan mempersiapkan orang untuk melayani atau bekerja. Yang menjadi sebab dan pendorong karya Mahaguru dan Mahasiswa adalah: menyelidiki segala yang dapat diselidiki untuk memperoleh pengertian dan pengetahuan. Dengan kata lain, mereka hanya ingin mengetahui untuk mengetahui, yaitu makan buah dari pohon 'pengetahuan'. Jadi, hasil pelajaran universitas tidak sesuai dengan kebutuhan gereja atau masyarakat sejauh universitas itu adalah universitas yang tulen, dan sungguh-sungguh ilmiah.
  1. Semua yang disebut Teologi Kontemporer adalah Teologi Historis-Kritis.
Semua Teologi Historis-Kritis didasarkan atas keputusan: melihat Alkitab sebagai sebuah dokumen sejarah agama kuno yang harus dinilai dan dikritik oleh akal manusia. Walaupun mereka mengetahui bahwa Alkitab sangat berarti bagi Gereja sebagai kanon kitab kudus, tetapi mereka tidak mampu menghargai Alkitab sebagai Firman Allah, atau wahyu Allah yang diilhamkan oleh Roh Kudus.
  1. Teologi Kontemporer tidak berdasar pada Alkitab.
Walaupun mereka semua memakai dan menggunakan Alkitab, tetapi dasar pikiran mereka bukan Alkitab melainkan filsafat. Mereka bersama-sama mempunyai azas yang diambil dari filsafat, namun masing-masing mendasarkan secara khusus pada suatu filsafat tertentu. Dalam tiap teologi historis- kritis, filsafat adalah dasar, dan dari Alkitab hanya bagian pilihan saja yang diterima dipakai sebagai 'lauk-pauk'. Tokoh-tokoh teologi kontemporer tidak memperhatikan peringatan-peringatan yang diberikan dalam Alkitab, misalnya: "Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus" (Kol 2:8). "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2).
Kalau harus dikatakan, asal mula dan dasar teologi kontemporer ialah bukan Wahyu Allah dalam Alkitab melainkan filsafat, itulah satu hal yang dahsyat dan ini berarti teologi kontemporer pada dasarnya bersifat atheistis dan anti-Kristus.
  1. Teologi Kontemporer yaitu (yang disebut) Teologi Historis-Kritis atau Teologi Modern adalah bidat.
Teologi historis-kritis keseluruhannya bertumpu pada pikiran monisme yang berarti: hanya ada satu-satunya dunia yang real, itulah dunia yang nampak. Dunia yang tak nampak secara real tidak ada (kecuali mungkin Allah sendiri), itu hanya bersifat gambaran atau mitos. Karena itu, apa yang ditulis dalam Alkitab mengenai Tuhan Yesus datang dari Sorga, dilahirkan oleh anak dara, bangkit dari antara orang mati, naik ke Sorga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan akan datang kembali, bukan peristiwa yang bersifat historis-real, melainkan gambaran sesuai dengan cara pikiran manusia kuno - mitos.
Dengan demikian, walaupun para teolog historis-kritis masing-masing membuat satu teologi tertentu yang berbeda satu dengan yang lain, tetapi semuanya dicela oleh Firman Allah dalam 1Yo 2:22-23: "Siapakah Pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengakui Anak, ia juga memiliki Bapa." Mereka juga dicela dalam 1Yo 4:2-3: "Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh yang tidak mengakui Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia". Juga ditulis mengenai mereka dalam 2Pe 3:3-4: "Yang terutama kamu harus ketahui ialah, bahwa pada hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka 'Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan'."
Walaupun beberapa tokoh memilih hal ketidakpercayaan dengan sadar pada waktu mereka memulai usaha teologi historis-kritis, tetapi hampir semua tidak sadar, bahwa teologi historis-kritis bersifat ketidakpercayaan. Mereka hanya berpikir, bahwa itulah kepercayaan abad XX dan tidak ada pilihan lain bagi manusia modern.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar