DASAR TEOLOGIA KONTEMPORER
A. MEMAKAI
FILSAFAT SEBAGAI DASAR BERPIKIR
Kata "Filsafat" dalam
bahasa Yunani adalah "philosophikos" dari "philosophia"
yang berasal dari dua kata yaitu: "philea" (kasih, cinta) dan
"sophia" (wisdom, kebijaksanaan). Jadi seorang "philosophos"
adalah seorang yang mencintai kebijaksanaan.
Ilmu Filsafat pada mulanya dikenal
oleh orang Kristen sebagai ilmu yang mengajarkan kebijaksanaan orang-orang
kafir. Salah satu aliran filsafat yang sangat dikenal saat itu adalah Filsafat
Aristoteles. Pada mulanya Filsafat Aristoteles dipelajari oleh orang-orang
Kristen bukan untuk menggantikan Alkitab tapi untuk melihat hubungan antara
kedua buku tsb. Namun dasar pemikiran untuk mencari hubungan antara filsafat
dan Alkitab adalah karena orang-orang Kristen masa itu tidak lagi melihat
Alkitab sebagai satu-satunya pusat teologi.
Prinsip dasar Ilmu Filsafat dalam
mempelajari tentang Allah adalah dengan mendasarkan diri pada akal kodrati
(natural) manusia. Sedangkan agama Kristen berdasarkan pada wahyu yang
disampaikan Allah kepada manusia. Dalam ilmu filsafat Allah dibicarakan sebagai
objek yang diteliti, sedangkan di dalam agama Kristen Allah dipandang sebagai
kausa pertama yang menyebabkan segala sesuatu ada dan yang memberi makna kepada
semua ciptaan. Ilmu Filsafat menolak gagasan bahwa tanpa wahyu Allah
manusia tidak mungkin tahu apa- apa. Sebaliknya Ilmu Filsafat mengajarkan bahwa
manusia sebenarnya di dalam dirinya sendiri mempunyai kebebasan yang mutlak
untuk menentukan apa saja yang dapat ia ketahui dan pikirkan. Melalui rasionya
manusia dimungkinkan untuk memiliki kekuatan berpikir yang tidak terbatas,
karena pada dasarnya manusia adalah bebas dan otonom, terlepas dari semua
kontrol yang ada di luar dirinya. Alam diartikan sebagai suatu kawasan yang
tidak terbatas yang dapat dan harus dikontrol melalui pikiran matematis yang
otonom.
Dasar berpikir filsafat (mendasarkan
diri pada pikiran manusia semata) inilah yang mendasari studi Teologia Modern
abad 19 dan 20. Sebagai akibatnya agama manusia modern diyakini harus memiliki
sifat kritis dan rasional. Hal-hal yang supra alami (supra-natural) tidak
memiliki tempat di dalam rasio manusia, oleh karenanya harus disingkirkan dari
unsur-unsur agama modern.
B.
MENEMPATKAN MANUSIA SEBAGAI PUSAT ALAM SEMESTA
Semangat mental abad Pencerahan,
yang menjunjung tinggi harkat manusia sebagai manusia yang betul-betul otonom
(humanisme), pada akhirnya menempatkan manusia menjadi pusat dari alam semesta
dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Melalui rasionya manusia percaya dapat
menilai segala sesuatu tanpa batas, karena rasio manusia diyakini mampu menjadi
patokan untuk menilai keberadaan dunia fenomena. Oleh karenanya eksistensi
Allah sama sekali tidak diperhitungkan, karena Allah tidak kelihatan dalam
dunia riil dan tidak dapat dinilai secara matematis oleh rasio manusia.
Karena manusia adalah pusat, maka
segala sesuatu ditentukan oleh manusia, termasuk pemikiran tentang Allah.
Teologia Modern atau Kontemporer menilai pemahaman manusia tentang Allah hanya
sebagai hasil budaya agama saja, suatu hasil pemikiran manusia yang kreatif.
Oleh karenanya kebenaran di dalam agama manusia bersifat subjektif dan relatif,
sama halnya dengan semua hasil karya seni manusia. Untuk itu harus diterima,
dihormati dan dihargai.
C. MEMAKAI
METODE HISTORIS KRITIS
Dipakainya metode Historis Kritis
dalam menyelidiki Alkitab membuktikan bahwa Teologia Kontemporer telah
meninggalkan prinsip pemahaman iman Kristen yang traditional, yaitu kepercayaan
pada Doktrin Inspirasi Alkitab. Alkitab tidak lagi dipandang sebagai buku suci
yang diwahyukan dari Allah, tapi hanya menjadi obyek penelitian sebagaimana
layaknya sebuah buku dokumen biasa.
Sikap memperlakukan Alkitab hanya
sebagai buku tulisan manusia, dan bukan hasil inspirasi Roh Allah, telah
menjadi ciri khas dari kritik naturalistik. Hal ini lahir dari keyakinan bahwa
rasio manusia memiliki sifat yang otonom dalam menilai isi Alkitab. Bahkan
rasio manusia cukup mampu mengkritik kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam
penulisan Alkitab, karena Alkitab adalah tulisan manusia saja.
D. PERCAYA
PADA KONSEP IDEALISME/KEMAJUAN
Pemikir modern pada dasarnya percaya
bahwa manusia hidup dalam sejarah yang selalu akan mengalami kemajuan, demikian
juga dalam memahami Alkitab. Semakin lama pikiran manusia semakin mengalami
perkembangan dalam memahami Alkitab. Oleh karena itu dalam setiap jaman
dibutuhkan cara baru (yang lebih maju) untuk dapat mempelajari Alkitab dengan
lebih tepat.
Konsep idealisme yang banyak dipicu
oleh pikiran filsafat Hegel ini memberi pengaruh yang besar dalam pemikiran
jaman modern tentang sejarah agama, yaitu ide tentang evolusi agama. Agama
dilihat bermula dari fetisisme dan animisme, lalu kesadaran akan adanya
dewa-dewa (politheisme) berpindah ke monolatria, baru kemudian yang terakhir
adalah monotheisme. Atau dengan kata lain manusia berkembang dari manusia
mistis ke manusia logis. Pemikiran tentang evolusi agama ini jelas sekali
bertentangan dengan pengetahuan yang kita dapat dari Alkitab, karena pada
mulanya manusia justru memiliki kepercayaan yang monotheisme dan berpindah
kepada penyembahan kepada berhala.
Pengaruh konsep idealisme Hegel juga
mempengaruhi sistem penafsiran Alkitab. Isi Alkitab diterima secara literal,
kata demi kata, oleh manusia mistis, yang dianggap masih naif. Dari kemajuan
yang ada, manusia modern yang rasionalis melihat cara menafsirkan orang mistis
secara skeptis. Oleh karena itu diperlukan cara yang lain untuk menafsirkan
Alkitab, yang disebut sebagai cara yang lebih rohani, yang lebih relevan dengan
kebutuhan rasio manusia. Sebagai akibatnya adalah proses demitologisasi seperti
yang dilakukan oleh Bultmann.
E.
MENEMPATKAN ALLAH DALAM PENGASINGAN (DEISME)
Filsafat Deisme menjadi salah satu
tema yang populer dalam Teologia Kontemporer. Karl Barth menyebut Allah sebagai
"the Wholly Other", yaitu Allah "yang mutlak berbeda", sebagai
oknum yang "tidak dapat dijelaskan sebagaimana benda dapat
dijelaskan". Allah menjadi tokoh dalam penciptaan tetapi Ia segera
dilupakan karena manusia telah mengambil kontrol mutlak untuk melanjutkan apa
yang ada tanpa campur tangan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar