TEOLOGI
KONTEMPORER
(menolak dengan tegas ajaran predestinasi)
(menolak dengan tegas ajaran predestinasi)
Latar Belakang
Aliran teologi Kontemporer merupakan aliran
yang bergerak dalam bidang ekonomi, social dan politik serta benar-benar fokus
dan maju dibidang kajiannya untuk memperjuangkan nasib manusia yang terengut,
bukan aliran telogi negatif yang ditakuti menentang dunia.
Secara praktis teologi klasik walaupun
berdasarkan atas penafsiran terhadap wahyu Allah dan Sunnah berhubungan dengan
ketuhanan, keimanan, takdir, dosa, kafir, imamah, khalifah dan
perbuatan-perbuatan manusia, ternyata pandangan ini tidak bisa memberi motivasi
tindakan dalam menghadapi kenyataan kehidupan konkrit manusia.
Calvinisme adalah sistem teologi yang dirumuskan oleh
Johannes Calvin dalam karyanya yang utama yaitu institutio dan diterima
dengan banyak perubahan oleh gereja-gereja non-Lutheran. Alkitab dipandang
sebagai aturan bagi iman. Ia cukup berisi segala yang perlu mengenai Allah dan
tugas-tugas orang percaya terhadap Allah dan sesama manusia. Kewibawaan Alkitab
terjamin oleh pekerjaan Roh Kudus. Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, ia
dapat mencapai kebajikan melalui kuasa-kuasa alamiah, namun kejatuhan manusia
ke dalam dosa telah mengubah hakekat manusia sehingga sekarang semua manusia
berada di bawah kuasa dosa. Manusia tidak lagi bebas, sehingga ia memerlukan
rahmat Allah. Semua perbuatan manusia pada hakekatnya dosa dan manusia hanya
dibenarkan karena rahmat Allah saja. Perbuatan baik tidak mempunyai andil apa
pun dalam tindakan pembenaran Allah terhadap manusia berdosa. Pembenaran Allah
hanya dapat disambut oleh manusia dengan iman.
Dalam Calvinisme terdapat ajaran tentang predestinasi.
Calvin mengajarkan bahwa sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, bahkan sebelum
penciptaan, Allah telah menetapkan beberapa orang untuk memperoleh keselamatan
dan yang lainnya untuk memperoleh penghukuman. Pokok ajaran ini membawa banyak
perdebatan dan perbedaan pandangan di kalangan Calvinis sendiri, serta
mengakibatkan perpecahan-perpecahan dalam kalangan Calvinis.
Calvinisme membela teokrasi di dalam gereja. Negara harus
bersama-sama dengan gereja untuk menegakkan keadilan serta memuliakan Allah.
Kedua-duanya harus berdampingan dan masing-masing mendapat tugas tertentu dari
Allah yang harus dipertanggungjawabkannya kepada Tuhan Allah. Mengenai
sakramen, terutama Perjanjian Kudus, Calvin berusaha untuk mencari jalan tengah
antara ajaran Luther dengan Zwingli. Calvinisme dianut di mana-mana. Dalam kalangan Huguenot di Perancis, Belanda,
Skotlandia, Inggris dan Amerika Serikat. Calvinisme memperlihatkan pengaruhnya
yang sangat besar. Pada abad ke-18 dan 19 pengaruh Calvinisme merosot karena
pengaruh rasionalisme, namun kemudian pada permulaan abad ke-20 Calvinisme
menjadi kuat kembali karena karya Karl Barth.
TULIP
(doktrin gereja aliran Calvinisme )
Ajaran dari ke lima pokok Calvinisme datangnya dari era
Reformasi, dan ini bukan hanya dari Calvin saja tetapi dari banyak ahli-ahli
teologi selama zaman Reformasi kira-kira 400 tahun yang lalu pada waktu
gereja-gereja di Eropa pada dasarnya mulai sampai pada kebenaran Alkitab. Hal
ini terjadi pada taraf yang tinggi di Jerman, Swiss, Hungaria, Belanda,
dst-nya; mereka telah benar-benar merenungkan ke lima dasar yang sangat penting
ini yang menyatakan kepada kita suatu dasar dari keselamatan sejati berdasarkan
"kasih karunia" atau "anugerah" yang disingkat menjadi
TULIP, yaitu:
-
Total Depravity (Kerusakan Moral Yang Total)
-
Unconditional Election (Pemilihan Tanpa Syarat)
-
Limited Atonement (Penebusan Yang Terbatas)
-
Irresistible Grace (Karunia Yang Tak Dapat Ditolak)
-
Perseverance of the saint (Penjagaan Orang-orang Kudus)
Ini dimulai dengan pendapat tentang "kerusakan moral
yang total", yaitu bahwa secara moral manusia adalah rusak sepenuhnya. Hal
ini didasarkan dari Roma pasal 3 yang menyatakan bahwa dari dalam dirinya
sendiri tidak ada satu orangpun yang benar dan tidak ada satu orangpun yang
mencari Allah, yaitu Allah yang benar. Dengan demikian hal ini juga sangat
sesuai dengan Yohanes 6:44 yang berkata:
"Tidak
ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa
yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman."
Dan
dalam Roma 3:10-11 kita membaca demikian:
"seperti
ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada
seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah."
Kemudian
ini diteruskan dengan "pemilihan tanpa syarat", yaitu kita tidak
diselamatkan berdasarkan usaha atau pekerjaan apapun yang dapat kita lakukan
sendiri (injil pekerjaan), keselamatan yang sejati diberikan 100% sebagai
"kasih karunia" yang seluruhnya merupakan pekerjaan Tuhan (Injil
Anugrah).
Hal
ini bisa ditemukan di Roma pasal 9 dan di Efesus 2:8 kita baca demikian:
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh
iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah"
Dan
kemudian ini menunjuk kepada "penebusan yang terbatas", yaitu Kristus
pergi ke kayu salib bukan untuk menebus dosa-dosa semua orang yang ada
diseluruh dunia, tetapi Kritus hanya menebus dosa-dosa umat pilihan-Nya yang
sudah ditentukan sejak semula ketika dunia dijadikan, hal ini didasarkan atas
sejumlah besar bagian-bagian seperti Yohanes 6:37, Yohanes 17:9, Wahyu 13:8,
dan Efesus 1:4 berkata sebagai berikut:
"Sebab
di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita
kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya." Lalu ini berbicara tentang "kasih
karunia" yang begitu kuat yang tidak dapat ditolak, yaitu Tuhan akan
menyelamatkan semua orang-orang yang Ia ingin untuk selamatkan, dan tidak satu
orangpun yang dapat menghalangi rencana Tuhan. Di Yohanes 6:39 kita baca
demikian: "Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya
dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi
supaya Kubangkitkan pada akhir zaman."
Kemudian pokok yang terakhir berbicara mengenai
"penjagaan orang-orang kudus", yaitu mereka yang sudah betul-betul
diselamatkan (mendapatkan kebangkitan jiwa yang baru) tidak dapat kehilangan
keselamatan mereka. Ini didasarkan atas ayat-ayat seperti di Yohanes 10, tidak
ada sesuatu apapun yang dapat merampas orang-orang pilihan dari tangan Kristus.
Dan kitab Ibrani 12 menyatakan bahwa Kristus adalah "pencipta dan
penyelesai" iman kita, dan juga satu bagian dalam Roma pasal 8.
Menurut kalangan Calvinisme, ke lima pokok-pokok tersebut
adalah benar-benar tepat, dan benar-benar didasarkan atas Alkitab. Hal inilah
yang menjadi landasan dasar dari kebanyakan gereja-gereja Kristen Protestan di
dalam era Perjanjian Baru. Tetapi walaupun ada banyak dari mereka yang
mengikuti atau mulai menghadapi doktrin-doktrin Injil anugrah ini tetapi ada
banyak juga yang menentang dan ingin untuk melemahkannya, dan hal itu terus
berlangsung sampai hari sekarang ini.
Seorang penulis yang bernama Asnyer Naftallino yang berpedoman
pada teologi kontemporernya sangat menolak ajaran predestenasi. Dalam tulisannya
yang berjudul predestenasi mengatakan, adanya ketidakkonsistenan ajaran
predestenasi, dimana satu sisi begitu bersikukuh terhadap kebenaran doktrin
yang diyakininya, tetapi pada sisi lain secara praksisnya tidak menunjukan
seperti apa yang diyakininya. Banyak kontradiksi-kontradiksi dan menganggapnya
sepi dan, bersifat dualistis yang tidak secara konsisten dapat dipertahankan. Dan
satu hal lagi, mereka dengan membuat istilah seperti anugerah umum disamping
anugerah khusus, pannggilan umum dan panggilan eksternal; dimaknai menurut
seleranya sendiri. Istilah-istilah ini diinterprestasikan sedemikian rupa agar
selaras dengan, (dan demi) untuk mendukung doktrin Calvin.
Sejarah Bapa-bapa (gereja) juga penuh konflik. Inti sarinya
terhisap didalam pertentangan antara Calvinisme dan Armenianisme. Ajaran
Calvinisme sendiri dalam sejarahnya sudah mengalami distori, dimana orang-orang
Calvinisme sendiri melihat dan menyadari betul kelemahannya, dan perlu adanya
hal-hal yang harus diperbaharui. Oleh sebab itu keempat pokok (1-4) dari TULIP
harus dihapus. Doktrin TULIP sungguh tidak tahan uji dan tidak konsisten,
karena bagaimana mungkin suatu perkara yang maha dasyat menyangkut keselamatan
manusia yang diciptakan demikian agung yang dianugerahi sebagai gambar Allah,
tidak dimengerti alasanya kenapa Allah memilih si C, R dan S tetapi dengan
sengaja membinasakan si A, T, dan D,
tanpa diketahui alasannya.
Ajaran predestenasi ala Calvin juga bertentangan dengan
tujuan penciptaan; dimana Allah dengan kerelaan kehendakNya memberi kehidupan
dijagat raya ini. Oleh sebab itu ia dengan rela menciptakan manusia seturut
dengan gambarNya sendiri. Dengan kata lain manusia diberi kecukupan yang layak
untuk mandiri dan bertanggungjawab. Justru manusia sebagai suatu pribadi bukan
robot, Allah menempatkan ketetapan sebagai wujud kasih kepada manusia agar
tidak dilanggar, Kej 2:17. Dalam ketaatan itu berarti manusia juga mengasihi
Penciptanya secara suka rela dan penuh dengan kesadaran. Dan ingat! Kejatuhan
manusia bukan timbul dari rencana manusia tetapi diperdaya oleh Lucifer.
Pandangan Calvin yang melihat penciptaan sebagai mutlak
untuk tujuan kemuliaan Allah sendiri adalah pengertian tidak tepat. Ini sama
saja telah menempatkan Allah haus akan kemuliaan, bersifat egois dan sewenang-wenang.
Solah-olah Allah kekurangan akan sesuatu, yang perlu pemuasan. Pandangan yang
sungguh keliru, hendak memuji atau melihat kemuliaan Allah dari sisi negative
adanya kejahatan dan penghukuman. Ini pemikiran yang sungguh keliru dan
menyesatkan. Dr. W. Stanly Heath dalam perkuliahannya pernah membahas pokok ini
(korelasi ciptaan dan Allah sebagai pemrakarsa tunggal). Dunia ciptaan diciptakan
Allah, harus dipahami sebagai “luapan” kasih dan kemulianNya. Karena Allah
tidak perlu harus melakukan penciptaan hanya demi diriNya. Allah tidak pernah
kekurangan kemuliaan, karena itu tidak perlu ciptaan untuk pemuasan diri. Jadi
kalau Allah menciptakan manusia hanya untuk ditakdirkan (ditetapkan) untuk
jatuh kedalam dosa dan kesengsaraan, apa lagi untuk ditetapkan kedalam
penderitaan kekal, tetapi hanya memilih sebagian untuk menikmati kemuliaan
sebagai bukti kasihNya, ini namanya suatu Allah yang kurang kerjaan.
Predestenasi adalah salah satu istilah yang dikemukakan
secara “fanatisme” untuk menjunjung tinggi kedaulatan Allah, dan memandang
rendah manusia dan penekanan tentang kaum pilihan, telah membawa malapetaka
bagi kemanusiaan. Dampak ajaran predestinasi sangat nyata didalam kehidupan
bergereja. Satu kelemahan seorang agamanis dan terutama kaum injili terlalu
membesar-besarkan masalah batas keyakinan dengan membangun istilah-istilah.
Melalui istilah-istilah atau pernyataan-pernyataan yang sekalipun motifnya
tidak salah, hendaknya menjunjung tinggi kebenaran (Alkitab). Akan tetapi
menjadi tidak tepat mana kala kita tidak dengan terbuka dan kritis melihat
Alkitab. Pengaruh ajaran predestinasi yang secara negative berdampak kepada
masalah-masalah social-politik, sebagai akibat fanatisme pembenaran doktrin
yang keliru dari ajaran Reformed. Banyak kaum cendikiawan pada akhirnya menolak
kekristenan karena melihat hal-hal yang naïf penuh dengan kontradiksi dari teisme
model calvinisme ini.
Istilah lain yang secara berlebihan dikemukakan Calvin
adalah idenya tentang negara teokrasi. Dan bagaimana peran negara yang harus
terlibat penuh menjaga kemurnian ajaran gereja dan tingkah-laku umat. Ide ini
bisa membuka ruang kediktatoran, sebagaimana paus abad pertengahan. Ajaran
predestinasi yang memutlakan kedaulatan Allah dengan tidak melihat sisi sifat
Allah yang lain, telah berdampak yang mematikan bagi dinamika kehidupan;
dipakai secara subyektif dan tersembunyi sebagai alasan untuk memegahkan diri
dan membenarkan tindakannya. Dapat disangsikan dengan mewabahnya terorisme
dimana-mana, karena kemutlakan kedaulatan Allah dan melihat kerusakan manusia.
Segala sesuatu yang tidak sesuai aqtau tidak sejalan dengan kebenaran Allah
dianggap musuh Allah yang perlu dibinasakan. Tidak mengherankan jika Ayattullah
Komeni menemukan ide pembenaran kedaulatan Allah ini dan mengadopsikan kedalam
ajaran Islam – terjadilah revolusi Islam di Iran. Dari sinilah tumbuh suburnya
paham terorisme. Dan kita tahu bahwa Komeni lama tinggal di Perancis dalam
pelariannya sebagai oposisi politik Syiah Iran. Inilah puncak dari dampak
negative ajaran predestinasi.
Kedaulatan
Allah
Sifat Allah yang paling sulit
dimengerti dan sering disalah tafsir dan disalahgunakan adalah sifat
kedaulatanNya. Kalau Allah berdaulat, berarti segala sesuatu yag terjadi ada
dalam keputusanNya yang berdaulat. Dan karena itu tidak ada sesuatu apapun yang
terjadi tanpa keputusanNya. Kalau Allah memutuskan berarti Allah menghendaki.
Kalau Allah menghendaki sesuatu, berarti sesuatu itu harus terjadi. Sesuatu
terjadi karena Ia menetapkannya (Memutuskannya). Ini suatu cara berpikir tidak
runtut, karena akan menempatkan Allah sebagai sumber penyebab atau pencipta
kejahatan. Hal ini berarti didalam diri Allah ada sifat kontradiksi, antara
yang baik dan yang jahat.
Berpikir dengan mengambil titik
berangkat kedaulatan Allah sebagai pemrakrsa segala yang terjadi dengan
mengesampingkan sifat-sifat allah yang lain, tidak akan mendapatkan kebenaran
sejati. Sebat sifat dasar Allah tidak hanya berdaulat tetapi ada sifat-sifat lain
yang sehakikat dan sekualitas. Karena itu tidak bisa tidak kita harus
melibatkan keseluruhan sifat Allah didalam melihat segala peristiwa yang
terjadi didalam dunia ciptaan, terutama hidup manusia. Sebab manusia adalah
mahluk ciptaan segambar dengan Khaliknya sendiri. Eksistensi manusia inilah
mendorong kasihNya terulur.
Kita juga tidak dapat menentukan
langkah berpikir kita yang hanya berdasarkan adanya orang jahat dan orang baik,
atau ada orang yang menentang Ijil dan ada orang yang menerima Injil. Yang
menerima krena diberi iman dan yang lain tidak diberi – inmi paradigm yang
dangkal. Suatu arogansi, kemegahan palsu dan kebodohan para pembela Calvin.
Kalaupun dosa atau kejahatan terjadi, itu tidak berarti Allah menghendaki
adanya kejahatan. Kemuliaan Allah tidak harus terpancar dalam keberdosaan
manusia, karena Allah dalam esensinya adalah mulia. Jadi segala sesuatu yang
terjadi dalam dunia ciptaan, tidak selalu menjadi kehendakNya. Allah memandang
baik dan memberkati segala ciptaanNya (Kej 2:2,3) dan bukan menghendaki
keburukan. Suatu kkeganjilan, bilamana pada saat yang sama Allah memberkati
tetapi juga menetapkan kutuk bagi dunia ciptaanNya. Kejatuhan manusia mutlak
terjadi karena kehendak manusia sendiri dan bukan karena Allah telah menetapkan
sebelumnya. Dan kejathan manusia berbeda dengan kejatuhan Lucifer.
Kita tetap harus konsisten dengan
anggapan dasar bahwa, dari pihak Allah yang adalah pemberi, perancang, ataui
inisiator, dalam segala hal yang baik. Segala kejahatan atau suatu hal yang buruk,
adalah akibat logis dari kehendak manusia yang tidak mau masuk kedalam
rancangan Allah yang baik itu. Asumsi dasar positif harus tetap dipertahankan
untuk melihat Allah dalam kemuliaanNya dan juga kerelaan kehendakNaya terhadap
dunia ciptaanNya.
Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31( juga di Matius 22 : 37 - 39 dan Lukas 10 : 27 ), sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :
BalasHapusUlangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "
[ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha ]
Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "
[ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha " ]
Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.
Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema
" . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱